top of page
Gambar penulisWahyu S. Ginanjar

COVID-19: Virus, Penyakit, hingga Pandemi

Novel Coronavirus (2019-nCov) atau virus Corona yang merupakan virus jenis baru yang diketahui berasal dari China, hingga hari ini masih menyita perhatian banyak negara di dunia. Penyebaran virus Corona masih terus meluas secara global hingga dikategorikan sebagai pandemi.


Berikut ini beberapa informasi virus Corona atau SARS-CoV-2, virus jenis baru dari famili virus SARS yang pernah menggemparkan dunia di tahun 2003 silam.

 

Apa itu virus Corona atau Novel Coronavirus (2019-nCoV)?


Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau virus Corona merupakan jenis baru dari coronavirus yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Coronavirus termasuk keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan, memang menyebalkan keluarga satu ini... hmmm...


Pada manusia, virus Corona dapat menyebabkan penyakit flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus dan SARS merupakan penyakit yang muncul akibat ulah keluarga virus yang sama, yakni coronavirus. SARS yang muncul di tahun 2003 disebabkan oleh virus SARS-CoV, sedangkan virus Corona yang menjadi pandemi saat ini adalah virus jenis baru, SARS-CoV-2.


Penyakit yang diakibatkan oleh SARS-CoV-2 ini memiliki gejala yang cukup mirip dengan SARS, namun tidak lebih parah.

 

Bagaimana gejala penyakit akibat virus Corona (2019-nCoV)?


Gejala umum infeksi virus Corona adalah berupa demam lebih dari 38 derajat celcius, kemudian ditambah gejala batuk, pilek, nyeri tenggorokan dan sesak napas. Ketika memasuki fase yang lebih parah, gejala akibat virus ini mirip seperti penyakit pneumonia.


Jika ada orang dengan gejala ini pernah melakukan kontak (seperti bersalaman atau memegang benda yang sama) dengan penderita 2019-nCoV, maka orang tersebut harus menjalani pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.


Penyakit akibat infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernapas. Walaupun fatalitas atau tingkat kematian akibat penyakit ini terbilang rendah, namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi gangguan medis, biasanya lebih rentan untuk menjadi lebih parah.

 

Bagaimana manusia bisa terinfeksi virus Corona (2019-nCoV)?


Hasil penyelidikan awal dari beberapa institusi di kota Wuhan, wilayah pertama penyebaran virus, menunjukkan bahwa sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar hewan. Kelelawar diyakini adalah reservoir alami virus ini.


Namun yang mengkhawatirkan saat ini adalah sudah dipastikan ada penularan antar manusia. Penularan dari manusia ke manusia terjadi setelah ada kontak dengan orang yang terinfeksi virus Corona, seperti di tempat kerja, rumah atau fasilitas pelayanan kesehatan, dan tempat keramaian lainnya.


Seiring dengan perkembangan penelitian terkait 2019-nCoV, saat ini sudah diketahui bahwa penyebaran virus antar manusia terjadi akibat tetesan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Jika ada orang yang terinfeksi virus kemudian batuk atau bersin hingga keluar tetesan dari dalam tubuhnya, tetesan tersebut yang dapat menularkan virus ke orang disekitarnya.

 

Berapa lama Virus Corona (2019-nCoV) bertahan di permukaan benda?


Virus Corona diklaim mampu bertahan hidup selama 9 hari di benda mati. Virus ini dinilai memiliki kemampuan hidup yang sama seperti Corona jenis lama pada penyakit SARS dan MERS.


Peneliti bidang mikrobiologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra menyampaikan belum ada penelitian tentang kemampuan bertahan Covid-19 jika menempel di benda mati. Sejauh ini, dia berkata baru ada penelitian tentang lama hidup virus SARS dan MERS yang menempel di benda mati.


Namun penelitian lain menyebutkan bahwa virus Corona yang menempel di benda mati seperti tombol lift ataupun pegangan pintu hanya dapat menginfeksi manusia jika pada benda tersebut terdapat droplet, tetesan cairan tubuh manusia terinfeksi yang keluar saat batuk maupun bersin.


Harapan selalu ada, penelitian terus dilakukan, kabar baik adalah diketahui bahwa virus yang menempel pada benda dapat hilang dengan cara sterilisasi menggunakan disinfektan seperti alkohol 70 persen.

 

Apakah ada vaksin atau obat khusus untuk virus Corona (2019-nCoV)?


Hingga saat ini belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk virus Corona. Namun, gejala yang disebabkan oleh virus ini dapat diobati. Oleh karena itu pengobatan harus didasarkan pada kondisi klinis pasien.


Kondis klinis dapat diketahui dari masa inkubasi, waktu yang diperlukan sejak tertular atau terinfeksi hingga muncul gejala. Saat ini masa inkubasi virus Corona (2019-nCoV) diperkirakan antara 2-11 hari, dan perkiraan ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kasus. Jika merujuk data kasus penyakit akibat coronavirus jenis sebelumnya, seperti MERS dan SARS, masa inkubasi 2019-nCoV juga bisa mencapai 14 hari.


Untuk mencegah penyebaran virus Corona, selain menerapkan pola hidup sehat, harus diiringi etika berperilaku khusunya ketika batuk atau bersin di tempat umum.

Selain itu semua, tentu saja jangan sampai lupa untuk kita senantiasa berdoa kepada Tuhan YME.


Oh iya satu lagi, jangan lupa mandi guys, sekolah online dari rumah 14 hari jangan sampai membuat kalian malas mandi yaaa …

 

Referensi


  1. Kementrian Kesehatan RI. 2020. Tanya Jawab Novel Coronavirus (2019-nCoV) di https://infeksiemerging.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-corona-virus/tanya-jawab-novel-coronavirus-2019-ncov-faq-update-4-februari-2020/#.Xm9aBnIzbIU [diakses pada 16 Maret 2020].

  2. Kampf, G., dkk. 2020. Persistence of coronaviruses on inanimate surfaces and their inactivation with biocidal agents. Hal. 246 - 251. Pada tanggal 16 Maret 2020.

  3. Sugiyono Saputra, Phd. 2020. Kelelawar sebagai Reservoir Alami Wabah Virus Corona di China di https://kumparan.com/sugiyono-saputra/kelelawar-sebagai-reservoir-alami-wabah-virus-corona-di-china-1sleHRRSUtL [diakses pada 16 Maret 2020].

  4. CNN Indonesia. 2020. LIPI: Corona Berpotensi Menular dari Benda Mati di https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200304145555-199-480470/lipi-corona-berpotensi-menular-dari-benda-mati [diakses pada 16 Maret 2020].

  5. Vina Fadhrotul M. 2020. Benarkah Virus Corona Bertahan hingga 9 Hari di Benda Mati? Ini Penjelasannya di https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/26/194500565/benarkah-virus-corona-bertahan-hingga-9-hari-di-benda-mati-ini [diakses pada 16 Maret 2020].

  6. Sumber Infografik tertulis pada masing-masing gambar.


23 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page